Senin, 02 April 2018

Keutamaan Istighfar

*ONE DAY ONE HADITS*
Senin, 2 April 2018/15 Rajab 1439 H.

*"Keutamaan Istighfar"*

عن عبْد الله بن عَبّاسٍ -رَضِي اللهُ عَنْهُما- قالَ : قَالَ رسول الله -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- : مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ . (رواه أبو داود)

Artinya :
_Dari Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma–, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.”_ (HR. Abu Daud)

*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*

1. Istighfar artinya permohonan ampunan.  Maghfirah artinya pengampunan, yaitu dihapuskan-Nya dosa dan dirahasiakan-Nya. Begitulah kata Al Hafizh Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah. Maka seseorang yang mengucapkan: " استغفر الله " (Astaghfirullah) : aku memohon pengampunan kepada Allah, dia seperti yang mengucapkan kalimat "اللهم اغفر لى " (Allahummaghfir lii)": Wahai Allah! Ampunilah aku.
2. Walaupun Rasulullah ﷺ  seorang makhluk yang telah diampuni dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang, beliau masih memperbanyak Istighfar. Karena Istighfar salah satu dari antara ibadah-ibadah utama. Sebab dengan banyak membaca Istighfar Allah semakin senang kepada hamba-Nya.
3. Ibnu Rajab Al Hanbali رحمه الله juga berkata: Istighfar seutuhnya yang dapat membuahi pengampunan Allah adalah istighfar yang disertai dengan ketekadan hati untuk tidak mengulang kembali perbuatan dosa.
4. Menurut Ibnu Rajab; yang paling utama membaca Istighfar, hendaklah dimulai dengan pujian kepada Allah, lalu mengakui dosa yang telah dia lakukan. Setelah itu baru memohon ampun kepada Allah.
5. Beberapa faedah membaca istighfar antara lain:
(1) Diampuni dosa-dosanya, sebesar apapun dosa yang dilakukan maka yakinlah bahwa Allah SWT. Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat, dan yakinlah bahwa pengampunan Allah masih lebih besar daripada dosa yang diperbuat oleh manusia.
(2) Hati menjadi bersih dan bening bagaikan cermin yang selalu dibersihkah pada setiap waktu sehingga mengkilat lagi, demikian pula hati.
(3) Istighfar membersihkan bekas-bekas kemaksiatan dalam jiwa dan hati.
(4) Kemaksiatan meninggalkan noda hitam dan kotoran di dalam hati setiap orang yang melakukannya. Setelah beristighfar, noda dan kotoran itu hilang, lalu hati menjadi bening kembali seperti cermin mengkilat.
(5) Bagi yang berulang kali melakukan kemaksiatan, maka noda hati bertambah, sebanyak maksiat yang dilakukan. Bahkan sampai penuh menutupi hati berwarna hitam. Begitulah Abu Hurairah ra meriwayatkan sabda Rasulullah ﷺ :

إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكِتَتْ فِيْ قَلْبِهِ نُكْتَةٌ . فَإِنْ هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَتْ . فَإِنْ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ , فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِيْ ذَكَرَ اللهُ تَعَالَى : كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلىَ قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ .(رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح و النسائي وابن ماجة وابن حبان و الحاكم)

_“Apabila seorang hamba melakukan suatu kesalahan, maka ternodalah hatinya dengan setitik noda hitam. Setelah lepas dan beristighfar, baru hatinya bersih dan bening kembali. Jika mengulang, bertambahlah noda-noda itu sampai menutup hatinya. Itulah yang disebutkan "Ar Raan" oleh Allah di dalam Al Quran: Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka."_ (HR. Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim. Kata Tirmidzi: Hadits Hasan Shahih.).
(6) Dihilangkan dari segala kesedihan dan kesusahannya.
(7) Dimudahkan dari segala urusan yang dihadapinya dan diberikan solusi yang lebih baik menurut Allah SWT.
(8) Harta dibuat-Nya subur, melimpah dan barokah.
(9) Rizkinya dipermurah dari jalan yang tidak disangka-sangka.
(10) Anak cucunya pun dibuat-Nya murah rizkinya.

*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*

❀ Karena begitu pentingnya Istighfar, di dalam Al-Qur’an, terdapat di dalam berbagai tempat dan sikon, diantaranya:

1. Dalam bentuk perintah, seperti:

وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ ۞

_“Dan mohon ampunlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”_ (QS. Al Baqarah,2:199)

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْا إِلَيْهِ ۞

_“Dan hendaklah kamu mohon ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatlah kepada-Nya."_ (QS. Hud,11: 3)

2. Dalam bentuk pujian kepada ahli Istighfar, seperti:

وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِاْلأَسْحَارِ ۞

_“Dan orang-orang yang membaca Istighfar di waktu-waktu sahur.”_ (QS. Ali Imran,3:15)

وَ الَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوْا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلَى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ ۞

_“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka; dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah?! Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”_ (QS. Ali Imran,3:135)

3. Dalam bentuk ungkapan, bahwa Allah mengampuni siapapun yang beristighfar;

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوْءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُوْرًا رَحِيْمًا ۞

_“Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya kemudian dia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”_ (QS. An Nisaa’,4: 110)

4. Dalam bentuk ungkapan stimulasi kepada orang yang suka berbuat maksiat agar mendapatkan ampunan dari Allah;

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ  لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ. إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا .إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ۞

_“Katakanlah! Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”_ (QS. Az Zumar,39: 53).

5. Allah SWT. menyatakannya melalui Nabi Nuh as. :

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا .وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا ۞

_“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu yang lebat. Dan memperbanyak harta-harta dan anak-anak kamu, dan menjadikan untukmu kebun-kebun  dan menjadikan pula untukmu di dalamnya sungai-sungai."_ (QS. Nuh,7: 10)

وَ يَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ  ثُمَّ تُوْبُوْا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ ۞

_“Dan (Hud berkata): Hai kaumku! Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang lebat kepadamu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”_(QS. Hud,11: 52)
*والله اعلم بالصواب...*
*Semoga barokah dan bermanfaat....*

               •┈◎❅❀❦🌼❦❀❅◎┈•

KISAH ISRA' MI'RAJ

*INILAH KISAH LENGKAP ISRA’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW*

Inilah Kisah Lengkap Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw

Oleh Habib Mumu BSA

Diterjemahkan dengan ringkas dari Kitab Al Anwaarul Bahiyyah Min Israa’ Wa Mi’raaj Khoiril Bariyyah, Karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany RA.

Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.

Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:

“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.

Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.

Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.

Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.

Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”, mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.

Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.

(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah”.

Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.

Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.

Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata:“Tidakk

ah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”

Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.

Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS.

Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”.Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.

Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.

Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya.

Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.

Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untuk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.

Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan:“Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya.

Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah.

Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.

Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.

Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.

Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.

Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.

Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.

Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:

“Siapakah ini?”

Jibril menjawab: “Aku Jibril.”

Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?”

Jibril menjawab: “Muhammad saw.”

Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?”

Jibril menjawab: “Benar”.

Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:

“Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.

Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.

Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya.

Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:

“Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.

Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.

Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.

Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong

lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:

“makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah”.

Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.

Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya

dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.

Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.

Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.

Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan”. Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang”.

Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.

Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.

Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.

Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara:“Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “.

Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan

kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.

Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.

Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.

Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlahumatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.

Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.

Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.

Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.

Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.

Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT.

Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.

Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”Labba

ik wahai Rabbku”, sabda beliau.

“Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.

Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati”.

Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu”.

Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda: ” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”

Aku menjawab: “50 sholat”,

Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”,

Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”.

Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan

menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.

Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:“Kembal

ilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”,

Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.

Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.

Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.

Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya). Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.

Inilah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang kami nukil dengan ringkas dari kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA, Mahaguru dari Al Ustadz al habib Sholeh bin Ahmad al Aydrus.

001. (Maha Suci) artinya memahasucikan (Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad saw. (pada suatu malam) lafal lailan dinashabkan karena menjadi zharaf. Arti lafal al-isra ialah melakukan perjalanan di malam hari; disebutkan untuk memberikan pengertian bahwa perjalanan yang dilakukan itu dalam waktu yang sedikit; oleh karenanya diungkapkan dalam bentuk nakirah untuk mengisyaratkan kepada pengertian itu (dari Masjidilharam ke Masjidilaksa) yakni Baitulmakdis; dinamakan Masjidil aksa mengingat tempatnya yang jauh dari Masjidilharam (yang telah Kami berkahi sekelilingnya) dengan banyaknya buah-buahan dan sungai-sungai (agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami) yaitu sebagian daripada keajaiban-keajaiban kekuasaan Kami. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) artinya yang mengetahui semua perkataan dan pekerjaan Nabi saw. Maka Dia melimpahkan nikmat-Nya kepadanya dengan memperjalankannya di suatu malam; di dalam perjalanan itu antara lain ia sempat berkumpul dengan para nabi; naik ke langit; melihat keajaiban-keajaiban alam malakut dan bermunajat langsung dengan Allah swt. Sehubungan dengan peristiwa ini Nabi saw. menceritakannya melalui sabdanya, “Aku diberi buraq; adalah seekor hewan yang berbulu putih; tingginya lebih dari keledai akan tetapi lebih pendek daripada bagal; bila ia terbang kaki depannya dapat mencapai batas pandangan matanva. Lalu aku menaikinya dan ia membawaku hingga sampai di Baitulmakdis. Kemudian aku tambatkan ia pada tempat penambatan yang biasa dipakai oleh para nabi.

Selanjutnya aku memasuki Masjidilaksa dan melakukan salat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu aku keluar dari Masjidilaksa datanglah kepadaku malaikat Jibril seraya membawa dua buah cawan; yang satu berisikan khamar sedangkan yang lain berisikan susu. Aku memilih cawan yang berisikan susu, lalu malaikat Jibril berkata, ‘Engkau telah memilih fitrah (yakni agama Islam).’ Nabi saw. melanjutkan kisahnya, kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit dunia (langit pertama), lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit; ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Kemudian pintu langit pertama dibukakan bagi kami; tiba-tiba di situ aku bertemu dengan Nabi Adam. Nabi Adam menyambut kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan untukku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang kedua, malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kedua. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Maka pintu langit yang kedua dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang anak bibiku, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Isa.

Lalu keduanya menyambut kedatanganku, dan keduanya mendoakan kebaikan buatku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang ketiga, maka malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang ketiga, lalu ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Maka dibukakanlah pintu langit ketiga bagi kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf; dan ternyata ia telah dianugerahi separuh daripada semua keelokan. Nabi Yusuf menyambut kedatanganku, lalu ia mendoakan kebaikan bagiku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keempat, maka malaikat Jibril mengetuk pintu langit. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab. ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Maka pintu langit yang keempat dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku.

Kemudian malaikat Jibril membawaku ke langit yang kelima, lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kelima, maka ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Dan ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Lalu dibukakanlah pintu langit yang kelima bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku. Selanjutnya malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keenam, lalu ia mengetuk pintunva, ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Maka dibukakanlah pintu langit yang keenam buat kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, lalu Nabi Musa menyambut kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan bagiku.

Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang ketujuh, lalu ia mengetuk pintunya. Ditanyakan kepadanya, ‘Siapakah kamu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Siapakah orang yang bersamamu itu?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi kepadanya, ‘Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus untuk menemui-Nya.’ Maka dibukakanlah pintu langit yang ketujuh bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim. Kedapatan ia bersandar pada Baitulmakmur.

Ternyata Baitulmakmur itu setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, yang selanjutnya mereka tidak kembali lagi padanya. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke Sidratul Muntaha, kedapatan daun-daunnya bagaikan telinga-telinga

gajah dan buah-buahan bagaikan tempayan-tempayan yang besar. Ketika semuanya tertutup oleh nur Allah, semuanya menjadi berubah. Maka kala itu tidak ada seorang makhluk Allah pun yang dapat menggambarkan keindahannya.

Rasulullah saw. melanjutkan kisahnya, maka Allah mewahyukan kepadaku secara langsung, dan Dia telah (mewajibkan) kepadaku lima puluh kali salat untuk setiap hari. Setelah itu lalu aku turun hingga sampai ke tempat Nabi Musa (langit yang keenam). Maka Nabi Musa bertanya kepadaku, ‘Apakah yang diwajibkan oleh Rabbmu atas umatmu?’ Aku menjawab, ‘Lima puluh kali salat untuk setiap harinya.’ Nabi Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Rabbmu, lalu mintalah keringanan dari-Nya karena sesungguhnya umatmu niscava tidak akan kuat melaksanakannya; aku telah mencoba Bani Israel dan telah menguji mereka.’ Rasulullah saw. melanjutkan kisahnya, maka aku kembali kepada Rabbku, lalu aku memohon, ‘Wahai Rabbku, ringankanlah buat umatku.’ Maka Allah meringankan lima waktu kepadaku.

Lalu aku kembali menemui Nabi Musa. Dan Nabi Musa bertanya, ‘Apakah yang telah kamu lakukan?’ Aku menjawab, ‘Allah telah meringankan lima waktu kepadaku.’ Maka Nabi Musa bertanya, ‘Sesungguhnya umatmu niscaya tidak akan kuat melakukan hal tersebut, maka kembalilah lagi kepada Rabbmu dan mintalah keringanan buat umatmu kepada-Nya.’ Rasulullah melanjutkan kisahnya, maka aku masih tetap mondar-mandir antara Rabbku dan Nabi Musa, dan Dia meringankan kepadaku lima waktu demi lima waktu. Hingga akhirnya Allah berfirman, ‘Hai Muhammad, salat lima waktu itu untuk tiap sehari semalam; pada setiap salat (tafsir jalalain).

Senin, 26 Maret 2018

Dosa Bagi seseorang yang berzina dengan Wanita & yang dengan Waria

Dosa Berzina Dengan Wanita dan Waria
...
Lebih besar manakah antara dosa berzina dengan seorang wanita atau berzina dengan waria (lelaki dengan waria)?


Berzina dengan wanita termasuk bagian dari dosa besar dan ada ancaman siksa secara khusus, yakni had zina. Sedangkan berzina dengan waria, ada perincian hukum;

a.  kalau maksudnya adalah wati’ dubur waria (sodomi), maka juga termasuk dosa besar, namun tingkat keharamannya di bawah haramnya zina dengan wanita. Mengenai hadnya, ulama beda pendapat. Ada yang menyamakan dengan had zina dan ada yang membedakan

b. kalau maksudnya berzina adalah memasukkan kemaluan pada kelamin atau farji buatan, maka tidak sama dengan zina, cuma tetap diharamkan.

Lihat: Hawasyi Asy-Syarwani IV/282 dan IX/182, Raudhatuth-Thalibin X/90 dan XI/252, Al-Iqna’ 2/524, Tuhfatul-Habib I/536 dan V/17, Al-Muhadzdzab II/268, I’anatuth-Thalibin IV/143

Minggu, 25 Maret 2018

MOTIFASI HIKAYAT AL-MAHALLI

*MOTIFASI SEPINTAS HIKAYAT AL_MAHALLI*

*Sebagai seorang ulama besar(jalaaluddin al mahalli),* tentu akan mengundang para pemburu warisan para Nabi dan Rasul. Oleh karena itu, dari tangannya muncullah generasi kemudian yang menggantikan dan meneruskan perjuangannya. Mereka ialah As-Suyuthi, As-Sakhawi, As-Samhudi, dan seterusnya.
Namun demikian, meskipun Al-Mahalli adalah sosok ulama besar, ada satu hal yang tidak banyak diketahui orang. Bukan aib sebetulnya, akan tetapi justru motifasi belajar dan berjuang mengarungi lautan ilmu. Bahwa ternyata Al-Mahalli adalah termasuk orang yang sulit menghafal. Pernah suatu kali ia diminta oleh orang-orang di sekitarnya untuk menghafalkan sebuah untaian kata dalam dua baris. Namun Al-Mahalli sama sekali tidak sanggup menghafalnya meski sudah didesak berkali-kali. Demikian berita yang kami dengar dari guru kami, Dr. Muhammad Al-Hasan Asy-Syinqithi.
Cerita di atas dikisahkan oleh beliau setelah kami tanya, manakah yang didahulukan oleh penuntut ilmu jika ingin membaca kitab hadits, apakah Jami’ At-Tirmidzi yang oleh ulama dikatakan akan dapat difahami oleh tidak saja ulama, namun juga pelajar tingkat pemula, ataukah Shahih Al-Bukhari yang sulit difahami melainkan pelajar tingkat lanjutan.
“Shahih Al-Bukhari tentunya,” jawab beliau. Lantas beliau menjelaskan bahwa kitab yang sulit difahami manapun akan menjadi mudah manakala selalui dibaca berulang-ulang. Yang terpenting adalah, membacanya hingga selesai walaupun belum faham betul.
Pelajaran kisah di atas ialah, bahwa seberapa pun kemampuan seseorang, jangan pernah menyerah belajar. Karena sesuatu yang ditekuni pasti akan lunak pula. Lihatlah besi yang begitu keras, ia akan leleh ketika dipanasi dengan api meskipun boleh jadi suhunya tidak seberapa panas. Namun dengan terus-menerus, akan leleh pula. Percayalah!
Permasalahannya bukanlah faham atau tidak, tapi lebih pada mau membaca atau tidak. Inilah yang kiranya perlu dicamkan. Karena ternyata banyak orang yang mengeluh gagal memahami suatu kitab, namun ternyata setelah diselidiki, ternyata ia belum membacanya berulang-ulang. Baru dibacanya sekali dua kali, lantas mengeluh dan pada akhirnya menyerah. Belajar model apa ini?! Apatah lagi jika tidak diiringi dengan munajat dan doa pada Dzat yang Mahamemberi pemahaman. Alangkah celakanya orang semacam ini.
Semoga Allah Ta’ala selalu memberikan kita istiqamah dalam belajar serta kemampuan menghafal dan memahami yang baik._ Aamiin.

Sejarah PKI sebagai pelajaran untuk anak generasi kita

🏵🏵🏵🌷🌼🌼🌷🏵🏵🏵  *INILAH SEJARAH YANG TIDAK  DI LUPAKAN OLEH KITA SEMUA.*

*BACA SAMPAI HABIS SERUUUU BANGET DAN TAMBAH ILMU*
*Tgl 31 Oktober;1948 : Muso di Eksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH.Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).*

*Akhir November 1948 : Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil di Bunuh atau di Tangkap, dan Seluruh Daerah yg semula di Kuasai PKI berhasil direbut, antara lain :* *Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu, Blora, Pati, Kudus, dan lain'ya*
*Tgl 19 Desember 1948 : Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.*

*Tahun 1949 : PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.*

*Awal Januari 1950 : Pemerintah RI dgn disaksikan puluhan ribu masyarakat yg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun, Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan Pembongkaran 7 (Tujuh) Sumur Neraka PKI dan mengidentifikasi Para Korban. Di Sumur Neraka Soco I ditemukan 108 Kerangka Mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali, sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 Kerangka Mayat yg semua'y berhasil diidentifikasi. Para Korban berasal dari berbagai Kalangan Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.*

*Tahun 1950 : PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.*

*Tgl 6 Agustus 1951 :Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua Senjata Api yg ada.*

*Tahun 1951 : Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai Nasionalis yg sepenuh'y mendukung Presiden Soekarno sehingga disukai Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk membantu DN Aidit membangun kembali PKI.*

*Tahun 1955 : PKI ikut Pemilu Pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.*

*Tgl 8-11 September 1957 : Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia di Palembang–Sumatera Selatan Mengharamkan Ideologi Komunis dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI dan semua Mantel organisasi'y, tapi ditolak oleh Soekarno.*

*Tahun 1958 : Kedekatan Soekarno dgn PKI mendorong Kelompok Anti PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan Pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat, karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI.*

*Tgl 15 Februari 1958 : Para pemberontak di Sumatera dan Sulawesi Mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), namun Pemberontak kan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.*

*Tanggal 11 Juli 1958 : DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.*

*Bulan Agustus 1959 : TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun Kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden Soekarno.*

*Tahun 1960 : Soekarno meluncurkan Slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dgn demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.*

*Tgl 17 Agustus 1960 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang "PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)" dgn dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam Pemberotakan PRRI, padahal hanya karena ANTI NASAKOM.*

*Medio Tahun 1960 : Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dgn keanggotaan mencapai 2 Juta orang.*

*Bulan Maret 1962 : PKI resmi masuk dalam Pemerintahan Soekarno, DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.*

*Bulan April 1962 : Kongres PKI.*

*Tahun 1963 : PKI Memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dgn Malaysia, dan mengusulkan dibentuk'y Angkatan Kelima yg terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara” melawan Malaysia.*

*Tgl 10 Juli 1963 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena ANTI NASAKOM.*

*Tahun 1963 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain : KH.Buya Hamka, KH.Yunan Helmi Nasution, KH.Isa Anshari, KH.Mukhtar Ghazali, KH.EZ. Muttaqien, KH.Soleh Iskandar, KH.Ghazali Sahlan dan KH.Dalari Umar.*

*Bulan Desember 1964 : Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yg didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.*

*Tgl 6 Januari 1965 : Atas Desakan dan Tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1/KOTI/1965 tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah Memfitnah PKI.*

*Tgl 13 Januari 1965 : Dua Sayap PKI yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) Menyerang dan Menyiksa Peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan Pelajar Wanita'y, dan jg merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injak'.*

*Awal Tahun 1965 : PKI dgn 3 Juta Anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara lain : SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakjat) dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).*

*Tgl 14 Mei 1965 : Tiga Sayap Organisasi PKI yaitu PR, BTI dan GERWANI merebut Perkebunan Negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dgn Menangkap dan Menyiksa serta Membunuh Pelda Soedjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar Betsi.*

*Bulan Juli 1965 : PKI menggelar Pelatihan Militer untuk 2000 anggota'y di Pangkalan Udara Halim dgn dalih ”Mempersenjatai Rakyat untuk Bela Negara”.*

*Tgl 21 September 1965 : Atas desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.*

*Tgl 30 September 1965 Pagi : Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.*

*Tgl 30 September 1965 Malam :* *Terjadi Gerakan G30S/PKI atau disebut jg GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) : PKI Menculik dan Membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayat'y ke dalam sumur di LUBANG BUAYA Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT.Haryono, Letjen S.Parman, Mayjen Panjaitan dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo.*  *PKI jg menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution*  *PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yg sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr.J.Leimena yg bersebelahan dgn Rumah Jenderal AH.Nasution.*  *PKI jg menembak Putri Bungsu Jenderal AH.Nasution yg baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi Perisai Ayahanda'y dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhir'y wafat pd tanggal 6 Oktober 1965.*
*G30S/PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang  tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu : Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah Perwira ABRI (TNI/Polri) dari berbagai Angkatan, antara lain : Angkatan Darat : Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo dan Kolonel Infantri A. Latief. Angkatan Laut : Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi dan Komodor Laut Soenardi. Angkatan Udara : Men/Pangau Laksda Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo dan Mayor Udara Sujono. Kepolisian : Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.*

*Tgl 1 Oktober 1965 : PKI di Yogyakarta jg Membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan terbentuk'y DEWAN REVOLUSI baru yg telah mengambil Alih Kekuasaan.*

*Tgl 2 Oktober 1965 : Letjen TNI Soeharto mengambil alih Kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal dan mengirim TNI AD menyerbu dan merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dari PKI.*

*Tgl 6 Oktober 1965 : Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha Melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan Terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.*

*Tgl 13 Oktober 1965 : Ormas Anshar NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.*

*Tgl 18 Oktober 1965 : PKI menyamar sebagai Anshar Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshar Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshar Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yg menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazah'y dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar yg dibantai, dan ad beberapa pemuda yg selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.*

*Tgl 19 Oktober 1965 : Anshar NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.*

*Tgl 11 November 1965 : PNI dan PKI bentrok di Bali.*

*Tgl 22 November 1965 : DN Aidit ditangkap dan diadili serta di Hukum Mati.*

*Bulan Desember 1965 : Aceh dinyatakan telah bersih dari PKI.*

*Tgl 11 Maret 1966 : Terbit Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yg memberi wewenang penuh kepada Letjen TNI Soeharto untuk mengambil langkah Pengamanan Negara RI.*
B
*Tgl 12 Maret 1966 : Soeharto melarang secara resmi PKI. Bulan April 1966 : Soeharto melarang Serikat Buruh Pro PKI yaitu SOBSI.*

*Tgl 13 Februari 1966 : Bung Karno masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di Senayan mengatakan : ”Di Indonesia ini tdk ada partai yg Pengorbanan'y terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”*

*Tgl 5 Juli 1966 : Terbit TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS–RI Jenderal TNI AH.Nasution tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.*

*Bulan Desember 1966 : Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi Hukuman Mati pd tahun 1967.*

*Tahun 1967 : Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di Blitar Selatan bersama Kaum Tani PKI.*

*Bulan Maret 1968 : Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.*

*Pertengahan 1968 : TNI menyerang Blitar Selatan dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI. s sbDari tahun 1968 s/d 1998 Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasiya dilarang di Seluruh Indonesia dgn dasar TAP MPRS No.XXV Tahun 1966. Dari tahun 1998 s/d 2015*

*Pasca Reformasi 1998 Pimpinan dan Anggota PKI yg dibebaskan dari Penjara, beserta keluarga dan simpatisanya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka meraja-lela melakukan aneka gerakan pemutar balikkan Fakta Sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN Pejuang Kemerdekaan RI. Sejarah Kekejaman PKI yg sangat panjang, dan jgn biarkan mereka menambah lagi daftar kekejamanya di negeri tercinta ini....!!!*

*Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua*

*BAGIKAN SEJARAH INI JADIKAN* *PELAJARAN*
*BUAT GENERASI YG AKAN DATANG* 🏵🏵🏵🌷🌼🌼🌷🏵🏵🏵

Sabtu, 24 Maret 2018

Standar Usia Membatalkan Wudhu

Standar Usia Membatalkan Wudhu
...
Sebagaimana diketahui, dalam literatur kitab-kitab fikih di antara hal yang dapat membatalkan pada wudhu adalah bersentuhan kulit beda jenis; lak-laki dan perempuan. Di antara syarat kebatalan ini adalah keduanya sudah menginjak usia dewasa yang bagi perempuan dapat menarik perhatian syahwat (haddan yusytaha). Akan tetapi, modernisasi demikian pesat dengan pola makanan dan tontonan yang demikian aneh, sehingga terkadang membuat anak terlihat dewasa sebelum waktunya. Lantas, berapa standar usia yang dapat membatalkan pada wudhu saat bersentuhan kulit?

Dalam madzhab Syafi’i, bersentuhan kulit lain jenis Ajnabi dapat membatalkan pada wudhu’. Kulit dimaksud adalah bagian luar, termasuk kulit pada lidah dan gusi. Ajnabi berarti orang lain, tidak masuk dalam lingkaran mahram yang diharamkan untuk menikah. Kategori Ajnabi, berarti di antara hal yang menghalalkan untuk menikah. Dalam wudhu’, bersentuhan kulit dua orang Ajnabi beda jenis berarti membatalkan wudhu’.

Syarat kebatalan pada wudhu’ ini tidak hanya keduanya harus Ajnabi, melainkan keduanya harus yakin sudah besar (Ma’a kibarin yaqinan). Tidak dihukumi batal, bersentuhan kulit beda jenis ini jika salah satu atau sama-sama dari keduanya masih kecil yang memang tidak memiliki pesona syahwat (shaghirah la tusytaha). Alasannya, karena anak kecil tidak berpotensi mengundang syahwat. Tentu saja, alasan ini mengikuti ukuran orang yang memiliki pikiran normal.

Standar tidak mengundang syahwat ini tidak hanya berlaku pada anak perempuan, meskipun secara umum banyak disebutkan dengan shighat muannats (tusytaha). Sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Iqna’ fi Halli Alfadz Abi Syuja’ (1:83), anak laki-laki standartnya juga demikian. Berikut disampaikan Syekh Muhammad asy-Syarbini al-Khathib:

والمراد بالرجل الذكر إذا بلغ حدا يشتهى لا البالغ وبالمرأة الأنثى إذا بلغت حدا يشتهى كذلك لا البالغة
“Yang dimaksud laki-laki (yang membatalkan) adalah ketika sampai pada batas berpotensi menarik syahwat, bukan baligh. Sementara yang dimaksud pada perempuan adalah ketika mencapai batas potensi syahwat juga, bukan pada balighnya.”

Kemudian, pada usia berapa seseorang terbilang besar dan berpotensi mengundang syahwat tersebut. Dalam pendapat shahih, potensi mengundang syahwat ini tidak ditentukan dengan usia, melainkan melalui standar urf (pandangan masyarakat umum). Jika urf memandang saat itu dewasa dan berpotensi mengundang syahwat sudah dapat membatalkan wudhu’. Tentu saja, pendapat masyarakat umum ini bagi mereka yang memiliki kecenderungan normal (dzawi ath-thiba’ as-salimah). Untuk hal ini, disebutkan dalam kitab al-Manhaj al-Qawim: 61:

"وينتقض اللامس والملموس" أي وضوؤهما لاشتراكهما في لذة اللمس "ولا ينقض صغير أو صغيرة" إن كان كل منهما بحيث "لا يشتهي" عرفًا غالبًا لذوي الطباع السليمة، فلا يتقيد بابن سبع سنين أو أكثر لاختلافه باختلاف الصغار والصغيرات
“Wudhu penyentuh dan yang disentuh batal wudhu’nya karena sama-sama merasakan kenikmatan bersentuhan. Tidak batal wudhu anak kecil, jika keduanya tidak sampai pada batasan mensyahwati secara urf bagi yang memiliki kecenderungan normal. (Soal potensi ini) tidak dibatasi pada anak laki-laki usia tujuh tahun atau lebih, karena perbedaan pada anak tergantung pada besar dan tidaknya anak.”

Pendapat berbeda dari pandangan umum tersebut adalah ulama yang membatasi potensi syahwat dengan melihat usia. Pendangan mereka pun berbeda-beda dalam menentukan usia berapa anak berpotensi menarik syahwat tersebut. Imam Abu Hamid al-Ghazali, misalnya, mengatakan bahwa maksud dari perempuan yang tidak berpotensi menarik syahwat itu adalah anak usia empat tahun kebawah.

Sementara itu, Syaikh Yusuf as-Sanbalani menyebut bahwa ketika anak usia tujuh tahun sudah dapat membatalkan pada wudhu saat bersentuhan kulit. Menurutnya, ini adalah kesepakatan ulama (ittifaq), baik anak laki-laki atau pun perempuan. Termasuk juga ulama sepakat, anak usia lima tahun tidak membatalkan pada wudhu’.

Bagaimana dengan usia anak enam tahun? Juga menurut as-Sanbalani, terjadi khilaf ulama; ada yang mengatakan batal, dan ada pula yang menyatakan tidak. Akan tetapi, soal ini ternyata tetap melihat pada pandangan umum manusia. Anak usia lima tahun pun, bisa membatalkan pada wudhu’ ketika sudah dilihat bisa menarik syahwat. Lebih lengkapnya berikut yang tercantum dalam kitab Mirqat Shu’ud at-Tashdiq bi Syarh Sullam at-Taufiq: 21:

والمرجع في المشتهات وغيرها إلى العرف على الصحيح. قال الشيخ أبو حامد: التي لاتشتهى من لها أربع سنين، فما دونها. أفاد ذلك الدميري. وقال شيخنا يوسف السنبلاني: فإذا بلغ الولد سبع سنين فإنه ينقض باتفاق ذكرا كان أو أنثى، وإذا بلغ خمس سنين فلا ينقض باتفاق، وأما بلغ ست سنين ففيه خلاف، فقيل ينقض وقيل لا. هذا يرجع إلى طباع الناس حتي الولد الذي بلغ خمس سنين فقط ينقض لمن يشتهيه ولا ينقض لغيره.

“Acuan perempuan mensyahwati dan lainnya (belum mensyahwati) dikembalikan pada pandangan umum manusia (urf) menurut pandangan yang shahih. Sementara Abu Hamid al-Ghazali mengatakan, maksud perempuan yang belum mensyahwati adalah anak usia empat tahun ke bawah. Ad-Damiri menggunakan pendapat Abu Hamid ini.

“Syaikhuna Yusuf as-Sanbalani mengatakan: ‘Ketika anak berusia tujuh tahun, sudah bisa membatalkan pada wudhu, melalui kesepakatan ulama, baik anak laki-laki atau perempuan. Ketika anak usia lima tahun, tidak membatalkan pada wudhu, juga kesepakatan ulama. Adapun anak usia enam tahun, terjadi khilaf ulama; anak yang yang mengatakan membatalkan ada yang mengatakan tidak.

“Ini semua tetap mengacu pada watak masing-masing manusia, sehingga anak usia lima tahun pun bisa membatalkan wudhu bagi orang yang tertarik padanya, dan tidak membatalkan bagi yang tidak tertarik.”
Ini semua adalah pandangan ulama terkait batal dan tidaknya anak kecil saat bersentuhan kulit. Ukurannya memang potensi menarik syahwat. Jika demikian, bagaimana dengan perempuan atau laki-laki yang sudah tua? Terusan dalam kitab al-Manhaj al-Qawim di atas disebutkan:

وذلك لانتفاء مظنة الشهوة حينئذ بخلاف عجوز شوهاء أو شيخ هرم استصحابًا لما كان ولأنهما مظنتها في الجملة إذ لكل ساقطة لاقطة.
“Tidak batal menyentuh anak kecil, karena tidak berpotensi syahwat. Berbeda dengan nenek tua atau laki-laki tua yang pikun, karena memberlakukan hakum yang sudah ada. Terlebih, secara global keduanya masih berpotensi kuat untuk menarik syahwat, karena (ada ungkapan), setiap ada perkara jatuh pasti ada yang memungut.”

Dengan demikian, terkait batal dan tidaknya anak kecil saat bersentuhan kulit semua ulama sepakat bahwa anak yang berpotensi menarik syahwat (yusytaha) dapat membatalkan wudhu’. Hanya saja, perbedaan pada batasan anak seperti apa yang bisa menarik syahwat tersebut. Pendapat shahih, tergantung pada pandangan masyarakat umum (urf), selainnya ada yang membatasi melalui usia dengan fariasi pendapat.

Beberapa pandangan ini muncul karena memang tidak tidak ditemukan batasan resmi, baik dari nash syara’ atau bahasa. Dari itu, pandangan yang menyatakan standar urf berlaku dinilai sebagai pendapat shahih. Hal ini sesuai dengan kaidah: “Jika tidak ditemukan batasan dalam syara’ dan bahasa, maka kembalikan pada urf”. Wallahu a’lam.Aryarrafie@gmail.com

Jaminan bagi pencinta Rasulullah/Shalawat

*10 JAMINAN BAGI PENGGEMAR SHALAWAT NABI SAW*

Salah satu diantara mutiara hikmah dan nasihat Al-Imam al-Quthub -Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf Jeddah adalah:
 من أكثر الصلاة والسلام على النبي صلى الله عليه وآله وسلم كانت له عشر ضمانات:
* ضمان بنجاح مطلبه.
* ضمان بالموت على لاإله إلا الله .
* ضمان برؤياء النبي صلى الله عليه وآله وسلم.
* ضمان بالسعادة في الدنيا.
* ضمان بالبركة في اﻷولاد.
* ضمان بتيسير المعاش.
* ضمان بالحفظ من عناء الدنيا ونصبها.
* ضمان بالقرب منه صلى الله عليه وآله وسلم.
* ضمان بالرعاية الكبرى من المولى سبحانه وتعالى.
* ضمان بالرضا من المولى سبحانه وتعالى ومن النبي صلى الله عليه وآله وسلم."

Ada 10 jaminan bagi orang yang gemar membaca shalawat Nabi:
1. Harapan dan keinginannya akan terwujud.
2. Matinya akan mendapatkan husnul khatimah.
3. Mempermudah baginya untuk mimpi bertemu Nabi Saw.
4. Bahagia hidupnya.
5. Barokah anak-anaknya.
6. Lancar rizkinya.
7. Selamat dari himpitan dan kesusahan dunia.
8. Dekat dengan Nabi Saw.
9. Mendapat perlindungan khusus dari Allah Swt.
10. Mendapat ridha Allah Swt. dan Nabi Saw.

Semoga kita digolongkan oleh Allah Swt salah satu dari hamba-hambaNya yang gemar membaca shalawat kepada Baginda Nabi Saw.
Amin.

 اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد